Sabtu, 13 Februari 2010

Penelitian Echinodermata di Pantai Pasir Putih Situbondo


Tanggal 22 - 28 Mei 2008 yang lalu adalah waktu pengambilan data TA saya di Situbondo, Jawa Timur. Kamis, 22 Mei 2008, Saya dan kawan - kawan (Euis, Mas Kamal, Ikachu dan Riri) berangkat menuju Situbondo. Mas Kamal menggunakan motor dari Surabaya, sedangkan saya dan lainnya menggunakan bis. Menuju ke terminal Bungur Asih kami diantar menggunakan mobil bersama Ayah dan Ibunya Riri. Perjalanan Surabaya - Situbondo kira - kira memakan waktu 5 - 6 jam. Dari Bungur Asih, kami berangkat kira - kira pukul 10 malam lebih. Di perjalanan, kami pindah bis di Probolinggo. Pada akhirnya kami tiba di Pasir Putih Situbondo kira - kira pada pukul 2 pagi. Kami tinggal di rumah yang dijaga oleh pak Wafi. Selanjutnya adalah istirahat untuk pengambilan data di keesokan harinya. Di keesokan harinya (Jumat, 23 Mei 2008) kami mulai melakukan pengambilan data. Untuk pengambilan data ini, saya khususkan pada pengambilan data dari Tugas Akhir saya saja.

Tugas Akhir saya berkenaan tentang populasi Diadema setosum dan tutupan terumbu karang. Dari kedua hal tersebut saya mencoba melihat ada tidaknya kaitan antara keduanya. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa Diadema merupakan spesies kunci di terumbu karang. Diadema merupakan grazer (herbivora) terhadap makroalga yang berada di terumbu karang (Ogden dan Carpenter, 1986; Weil et al., 2002). Keberadaan makroalga merupakan kompeti tor terhadap keberadaan karang, terutama kompetisi ruang. Keberadaan Diadema menjadi stabilisator terhadap keberlangsungan ekosistem terumbu karang. Namun demikian, selain sebagai grazer, Diadema juga merupakan bioeroder, organisme yang menyebabkan bioerosi di terumbu karang. Aktivitas grazer Diadema juga ikut memakan substrat.

Pengambilan data densitas Diadema setosum menggunakan metode plot dengan panjang 70 meter dan lebar 2 meter. Ini mengikuti metode yang digunakan oleh COREMAP dalam buku Manual RHM (Reef Healty Monitoring). Kemudian untuk tutupan karang menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) mengikuti garis tengah dari plot penghitungan densitas Diadema setosum. Pengukuran densitas Diadema dan tutupan dilakukan pada dua kedalaman yang berbeda, yaitu antara 0 - 5 meter dan 5 - 10 meter. Dalam hal ini 0 - 5 meter mewakili perairan dangkal, sedangkan 5 - 10 meter mewakili perairan dalam.

Pada awalnya, pengambilan data hendak saya mulai di kawasan Teluk Pelita di kedalaman antara 0 - 5 meter. Pada kedalaman ini, terutama mendekati darat, dapat ditemui populasi Diadema setosum dengan jumlah yang melimpah. Saya mencoba melakukan transek di tempat tersebut. Saat itu saya dibantu Ika untuk membuat transek. Namun karena suatu alasan, transek yang telah dibuat gagal. Saya memutuskan untuk tidak meneruskan.

Pengambilan data kemudian dilanjutkan di siang menuju sore hari tetap di kawasan Teluk Pelita, namun pada kedalaman lebih dari 5 meter (5 - 10 meter). Kali ini saya dibantu Mas Kamal. Di sini, saya menyadari bahwa saya menemui kendala dalam menyelam karena beberapa kali mencoba menyelam ke dasar seringkali gagal sehingga di kesempatan - kesempatan penyelaman berikutnya diberi sabuk beban yang lebih berat (6 kg).

Pengambilan data kemudian dilakukan harinya (24 Mei 2008). Pengambilan data masih di kawasan Teluk Pelita, namun pada kedalaman yang berbeda yaitu kurang dari 5 meter. Pengambilan dilakukan di pagi hari. Di kedalaman ini, Diadema setosum lebiih melimpah dibandingkan dengan kedalaman lebih dari 5 meter. Di siang menjelang sore hari, dilakukan kembali transek di kawasan terumbu Batu Lawang. Kawasan ini dinamai Batu Lawang karena adanya karang masif yang lumayan besar yang menandai daerah tersebut. Di kawasan Batu Lawang dilakukan transek di kedalaman lebih dari 5 meter. Transek yang digunakan di sini sama dengan transek milik Riri, hanya saja berbeda panjang transek. Di kedalaman ini saya kembali mengalami naik turun ke dasar. Hal ini tentunya berdampak. Selain mengalami kuping yang agak nyeri oleh kedalaman, saya juga mengalami kepala agak pusing. Saya memutuskan untuk kembali ke perahu. Setelah di atas perahu saya menyadari bahwa hidung saya berdarah. Pengalaman mimisan pertama kali dan hal itu terjadi di air. Untuk pengambilan data dilanjutkan oleh Mas Kamal. Untuk kawasan ini ditemui kepadatan Diadema hingga 400 individu lebih pad luasan 140 m2.

Hari Minggu (25 Mei 2008) dilakukan lagi pengambilan data di kawasan Batu Lawang pada kedalaman kurang dari 5 meter. Pengambilan data dilakukan di pagi hari. Di kawasan ini lebih banyak ditemui ditemui Diadema. Dua kali lebih banyak dibandingkan pada kedalaman lebih dari 5 meter. Di sore harinya, pengambilan data dilakukan di kawasan Terumbu Karang Mayit kedalaman lebih dari 5 meter. Transek yang digunakan masih sama dengan transek milik Riri. Di kedalaman ini pula, hidung saya kembali berdarah. Tapi ini tidak lagi menjadi kekhawatiran setelah mengetahui hal itu adalah hal yang umum yang dialami oleh penyelam. Di kawasan ini, didapati sedikit Diadema. Dalam luasan 140 meter2 hanya didapati Diadema kurang dari 10 individu.

Hari Senin (26 Mei 2008) dilakukan pengambilan data terakhir di kawasan terumbu Karang Mayit pada kedalaman kurang dari 5 meter. Untuk di kawasan ini, didapati lebih sedikit lagi Diadema (2 individu).

Dari keseluruhan lokasi transek, diketahui densitas Diadema terbesar ada pada kawasan Batu Lawang di kedalaman kurang dari 5 meter dan densitas terkecil di kawasan Karang Mayit kurang dari 5 meter. Secara visual kondisi karang yang masih baik berada di kawasan Karang Mayit. Sedangkan kondisi yang kurang baik didapati di kawasan Batu Lawang. Kami akhirnya pulang di hari Rabu pagi (28 Mei 2008) dan sampai di Surabaya pada pukul 3 siang.

Pada pengambilan data ini saya hendak berterima kasih kepada beberapa pihak. Pengambilan data banyak sekali dibantu oleh Mas Kamal (RM Farid Kamal Muzaki, S.Si.). Tidak lupa kepada Pak Budi, Pak Harno, Pak Sei, Cak Mat, Mas Ar dan juga teman - teman TA di Situbondo, yaitu Euis, Ika dan Riri serta pihak - pihak lainnya. (not/iecits)

Salam Lestari,

Arnold Victoryus

Biologi ITS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar